Taman Budaya Yogyakarta
Pada awalnya,
Taman Budaya Yogyakarta (TBY) bertempat di kawasan Bulaksumur Universitas
Gadjah Mada. Tepatnya pada tanggal 11 Maret 1977 TBY Bulaksumur mulai dibangun
sebagai Pusat Pengembangan Kebudayaan (PPK) Daerah istimew Yogyakarta (DIY).
Gedung TBY yang dinamakan Purna Budaya kemudian dijadikan situs untuk membina,
memelihara, dan mengembangkan kebudayaan DIY dan sekitarnya. Purna Budaya
terdiri dari dua konsep bangunan. Pertama, Pundi Wurya yang dijadikan pusat kesenian
dengan berbagai fasilitas seperti panggung, studio tari, tempat diskusi, dan
administrasi. Kedua, Langembara
yang dijadikan ruang pameran, workshop, kantin, dan penginapan.
TBY Bulaksumur
berjalan dari tahun ke tahun dengan berbagai dinamikanya, sampai pada 1995
pihak UGM mengirim surat pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meminta agar
Purna Budaya dijadikan sarana kegiatan kemahasiswaan. TBY kemudian dibangun
lagi di kawasan cagar budaya benteng Vrederburg yang berdampingan dengan gedung
Societet Militair.
Pada 2002, TBY
dikembangkan menjadi Unit Pelaksana teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Povinsi DIY. TBY memiliki visi untuk menjadi pusat budaya terkemuka di tingkat
nasional dan internasional. Sedangkan misi TBY yaitu (1) Memberikan ruang
kreatif bagi seniman dan budayawan untuk mempresentasikan karya kreatif dan
pemikiran mereka. (2) Menjadi suatu pusat laboratorium pengembangan dan
pengolahan seni, dokumentasi dan informasi seni budaya. Dan (3) Meningkatkan
kompetensi dan kemampuan masyarakat dalam mengapresiasi seni budaya.
Lokasi TBY yang
baru bertempat di pusat kota Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Sri Wedani No 1,
Yogyakarta. TBY berada di sebelah timur benteng Vredeburg, berdampingan dengan
Taman Pintar dan pasar buku Shopping. Seperti gedung sebelumnya, kompleks
bangunan TBY dekat Vredeburg juga terdiri dari dua bagian: Concert Hall Taman
Budaya dan Gedung Societet Militair. Di Concert Hall terdapat ruang pameran
yang dapat digunakan untuk diskusi, pembacaan puisi, dan pelatihan kesenian.
Sedang gedung Societet Militair digunakan untuk ruang pertunjukan berkapasitas
500 penonton.
Sampai saat ini
TBY masih sering digunakan berbagai komunitas untuk menghelat acara-acara seni
dan budaya. Salah satu perhelatan akbar yang digelar rutin di TBY adalah Festival
Kesenian Yogyakarta yang diadakan tiap tahun dan Biennale Jogja tiap dua tahun.
Festival Gamelan Internasional yang hanya satu-satunya di dunia juga
diselenggarakan di TBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar